Jumat, 26 September 2008

SOUND WAVE

BUNYI
Bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar. Misalnya pada saat kita berbicara atau berteriak lalu kita memegang leher kita akan terasa bergetar, kulit kendang yang dipukul akan bergetar, gong yang pukul akan bergetar juga. Dari contoh tadi semua benda yang bergetar tersebut menghasilkan bunyi. Benda – benda yang menghasilkan bunyi di sebut sumber bunyi, contohnya berbagai alat musik seperti gitar, piano, biola, kendang, gong. Bunyi akan terjadi jika terpenuhinya tiga syarat yaitu : adanya sumber bunyi, adanya zat medium perantara, dan pendengar sebagai penerima bunyi.
Bunyi termasuk gelombang mekanik. Berdasarkan pada pendengaran manusia dan beberapa hewan maka bunyi dibagi ke dalam 3 macam yaitu :
1. Infrasonik, bunyi yang frekuensinya di bawah 20 Hertz (f < 20 Hz)
2. Audiosonik, bunyi yang frekunsinya diantara 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz
3. Ultrasonik, bunyi yang frekunsinya di atas 20.000 Hz.
Manusia hanya bisa mendengar bunyi Audiosonik, paling peka yang bisa di dengar manusia berkisar antara 3000 Hz sampai dengan 4000 Hz. Sedangkan bunyi infrasonik hanya bisa didengar oleh jangkrik, anjing, angsa dan kuda. Ultrasonik hanya bisa didengar oleh kelelawar dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonik banyak dimanfaat diberbagai bidang misalnya di bidang kedokteran untuk pemeriksaan USG pada ibu hamil, dibidang industri untuk pencampuran logam dan juga untuk pengawetan makanan. Berdasarkan keberadaan frekuensi yang dimiliki bunyi dibedakan menjadi dua yaitu nada dan desah. Nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur, contoh bunyi alat musik. Sedangkan Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur, contohnya bunyi gemuruh ombak di pantai, bunyi gemuruh mesin pabrik. Kuat lemahnya nada tergantung pada amplitudonya dan tinggi rendahnya nada tergantung pada frekuensinya. Tinggi nada atau frekuensi nada diteliti pertama kali Mersenne dengan menggunakan alat yang disebut sonometer, dan tersusunlah Hukum Mersenne yang berhubungan tinggi nada.


RESONANSI
Getaran yang ditimbulkan oleh suatu benda dapat merambat melalui berbagai medium dan dapat mengakibatkan getaran pada benda lain. Peristiwa ikut bergetarnyasuatu benda karena pengaruh benda lain yang bergetar disebut dengan Resonansi. Adapun syarat terjadinya resonansi adalah dua gelombang atau getaran yang memiliki frekuensi yang sama. Alat-alat yang bekerja berdasarkan resonansi sehingga dapat memperkuat bunyi contohnya Pita suara pada manusia, Suara binatang seperti katak yang mengeluarkan suara nyaring, Gitar, Kentongan, dll.
Kerugian dalam kehidupan sehari-hari akibat resonansi adalah sebagai berikut :
1. Bunyi gemuruh yang dihasilakan oleh guntur yang beresonansi dengan kaca jendela rumah sehingga bisa menyebabkan kaca jendela tersebut pecah.
2. Pengaruh kecepatan angin yang beresonansi dengan jembatan di selat Tacoma, Amerika Serikat yang menyebabkan jembatan tersebut roboh.
3. Bunyi gemuruh pesawat terbang yang lewat di atas rumah kita sehingga menggetarkan kaca jendela rumah yang bisa menyebabkan pecah.

PEMANTULAN BUNYI
Bunyi dapat dipantulkan. Hal itu dapat dibuktikan kita berada diatas tebing berteriak maka beberapa detik kemudian akan terdengar teriakan susulan. Bunyi susulan tersebut merupakan bunyi pantulan teriakan pertama yang dipantulkan olah dinding tebing tersebut. Dari pecobaan tadi diperoleh hukum pemantulan bunyi :
1. Bunyi datang, bunyi pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut datang sama dengan sudut pantul
Macam-macam bunyi pantul :
1. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli adalah bunyi pantul terdengar bersamaan dengan bunyi asli contoh : berbicara di ruang kecil
2. Gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang hanya sebagian terdengar bersama-sama dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Contoh : di dalam ruangan besar, gedung bioskop, studio tv. Untuk menghindari terjadinya gaung maka dinding-dinding ruangannya harus dilapisi bahan untuk peredam bunyi. Yaitu karton, gabus, wol, karet dan busa karet.
3. Gema adalah bunyi pantul yang terdengar sesudah bunyi asli. Contoh berteriak di lereng gunung atau lapangan terbuka. Gema dapat dimanfaatkan untuk menentukan kedalaman laut dan jarak dinding pemantul. untuk mengukur kedalaman laut dipasang alat pada dasar kapal yang disebut alat Fathometer yang dapat memancarkan ultrasonik dan mendeteksi pantulan bunyi. Dengan persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
v = cepat rambat bunyi (m/s)
t = selang waktu perambatan bunyi (sekon)
s = jarak yang ditempuh bunyi (meter)
keterangan :
d = kedalaman laut (m)
v = cepat rambat bunyi (m/s)
t = selang waktu bunyi (sekon)

Tidak ada komentar: